Thursday, April 13, 2006 |
Sekolah untuk Kintan
|
2 hari yang lalu di depan komputer, aku cari info tentang sekolah alam. apa itu sekolah alam? ya sekolah di alam, hehehe... maksudnya begini saudara, di sekolah itu, konsep utamanya adalah belajar sambil bermain (ceilaa...), ya kira-kira begitulah yang aku baca dari beberapa sumber, antara lain: http://saciganjur.blogspot.com/ http://www.citraalam.org/ http://www.school-of-universe.com/ dan beberapa artikel lain dari google. Menarik sepoertinya. Kegiatan sekolah tidak selalu dilakukan di dalam kelas. Disediakan juga tanah berpasir dan air untuk berbecek-becekan para muridnya, hihihi, lucu sekali. Dari segi iptek tak kalah canggih, kelas komputer juga ada. Di sekolah ini murid-murid juga diajari bagaimana berproduksi, menjadi pengusaha walaupun kecil-kecilan. Ada hari khusus dimana dibuka pasar, masing-masing kelas harus menjual sesuatu, buatan sendiri. Anak-anak juga diajari merawat lingkungan, tanaman di sekitar dan hewan peliharaan.
Aku mengkuti milis tottochan, di milis ini semua orangtua maupun pemerhati pendidikan saling bertukar pikiran, untuk menciptakan fasilitas pendidikan yang lebih baik. Pendidikan dengan arti yang sebenarnya, bukan hanya pengajaran baca tulis dan hapalan, jauh lebih dari itu, tapi juga mempersiapkan anak bergaul dengan baik dengan lingkungannya. Di Jepang, anak setingkat TK hanya dikenalkan huruf dan angka sedikit-sedikit, memang anak-anak seusia itu lebih senang bermain. Apa yang dilakukan anak-anak TK di Jepang? Salah seorang ibu di milis itu yang kebetulan tinggal di sana menceritan, anak-anak TK sering belajar di luar kelas, misalnya mengunjungi kantor permadam kebakaran, naik angkutan umum bersama-sama. Sederhana saja. Sejak dini mereka diajarkan untuk mengenal budaya antri, bertanggung jawab, menjaga kebersihan, dan lain-lain. Bukan menghapal abjad-abjad, itu bisa nanti.
Aku kasihan saja melihat anak jaman sekarang, di Indonesia, dengan jam sekolah yang ketat, penuh dengan tugas dan hapalan. Anak sekecil itu sudah dijejali dengan teori-teori yang menurutku ah apalah teori itu, tidak berguna kalau tanpa dipraktekkan. Di Jakarta, sekolah-sekolah besar sudah menjamur sedemikian rupa, andalannya biasanya siswa dibiasakan menggunakan bahasa pengantar minimal 2, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, malah ada yang full Inggris atau ditambahi bahasa Jerman, Perancis, dan lain-lain. Ada JIS (Jakarta International School), BIS (British International School), dan mungkin sebentar lagi ada kopaja, angkot, bajaj, heheheh... Kebanyakan sekolah swasta yang banyak berkembang menjadi sekolah unggulan. Biayanya pun tidak main-main. Pendidikan sepertinya sudah menjadi ajang pemerasan secara tidak langsung bagi orangtua, tanpa bisa dipertanyakan, ya, karena semua orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, berapapun besarnya pengorbanan untuk itu semua.
Ingin menyekolahkan Kintan di sekolah yang bisa membuatnya benar-benar menikmati aktifitasnya di sekolah, tidak malah stress seperti yang pernah aku baca di milis beberapa waktu lalu. Si bapak bercerita ke milis kalau dia membuat surat terbuka ke menteri pendidikan, karena anaknya mogok sekolah. Mogoknya ini karena sang anak sudah kecapekan, capek mengikuti metode sekolah yang menguras otak untuk hapalan dan hapalan dan hapalan lagi. Masih SMP sudah diharuskan menghafal pelajaran yang kalau di luar negeri diajarkan di jenjang perkuliahan. Kasihan sekali...
Seperti kata papa, jangan sampai kita asal menyekolahkan Kintan padahal tidak tahu sekolah itu seperti apa di dalamnya, sekolah terkenal bukan jaminan.
Masih ada waktu untuk memilihkan sekolah yang cocok untuk Kintan, toh sekarang dia masih 6 bulan, hehehe... |
posted by Unknown @ 4:09:00 PM |
|
1 Comments: |
-
aku suka tulisan ini ma :), mengajari naik angkot, menanam bunga, berkunjung ke kantor pemadam kebakaran. Hmm, sesuatu yang aku sendiri tidak terpikir. Pasti anak2 suka diajak berkeliling mengetahui dunia disekitarnya, dan ketika dia sudah siap memasukinya secara menyeluruh dia tidak bertanya2 dan memandang sebelah mata.
|
|
<< Home |
|
|
|
|
aku suka tulisan ini ma :), mengajari naik angkot, menanam bunga, berkunjung ke kantor pemadam kebakaran. Hmm, sesuatu yang aku sendiri tidak terpikir. Pasti anak2 suka diajak berkeliling mengetahui dunia disekitarnya, dan ketika dia sudah siap memasukinya secara menyeluruh dia tidak bertanya2 dan memandang sebelah mata.